“Parkir mobil dahulu gratis di sini,” kata Richard Ward saat ia stop di Navigation Poin di Hartlepool Marina. “Mereka tidak tiba kesini seperti dahulu. Mereka repot pada malam hari, tapi beberapa orang ke lain tempat sekarang ini. ”
Daya tarik menghilang pada bagian kota ini. Perahu dan kapal pesiar kecil masih tetap mendekat di perairan Lembah Tees, di muka parade kecil cafe dan restaurant mandiri.
Ward, 40, yang bekerja sebagai periset dan ketua keyakinan simpatisan Hartlepool, terlahir di kota itu tapi saat ini ada di Stokton di dekatnya. Ia telah meng ikuti club sejak awal kali 1990-an. Ia gabung dengan ayahnya, yang disebut pemegang ticket angin-anginan, dan kakak lelakinya saat melihat beberapa orang seperti Nicky Southall, Keith Houchen, Mick Tait dan Joe Allon Vip579 Taruhan Bola.
Semenjak waktu itu, kolam sudah beralih-pindah di antara tingkat ke-3 dan ke-4 dari sepakbola Inggris tapi lebih susah dari capai Kejuaraan di tahun 2005. Itu sama bagusnya sama yang didapatkan dan di tahun 2017, sesudah 89 tahun di Liga Sepak Bola, Hartlepool dipindah ke National Liga. Pengurangan itu tempatkan club dalam bahaya keuangan – cuma karena presiden Singh dan Pools Jeff Stelling jika mereka menghindar dari likuidasi di awal 2018.
Ward ada di tribune, dekat sama lapangan, saat sinetron Sabtu itu di bulan September dibuka.
“Saya ada 20 mtr. jauhnya dan memandang itu penalti yang lunak,” ucapnya mengenai pelanggaran pada Effiong.
“Saat anak itu kembali untuk rayakan di muka beberapa fans saya menyaksikan satu kelompok 20 ataupun lebih menggerakkan di depan, membuat dan silau. Kami selanjutnya mengetahui pasangan sudah melalui batasan. Pada akhirannya beberapa aktor itu digembalakan oleh beberapa fans kami.. ”
Ward menjelaskan beberapa fans tuan-rumah terus mencela Effiong, tapi bersikeras tidak ada rasisme kembali sesudah laga diawali lagi.
“Anda pikirkan penjahat pantomim – bila Anda akan memberi suatu hal di muka keramaian rumah karena itu menginginkan suatu hal kembali. Saya menghinanya. Anda bisa menulisnya.”
Sesudah laga, Ward berbicara ia didiamkan merasa “geram, malu, dan malu”, tapi yang mengusiknya ialah pikirkan imbas untuk timnya.
“Hal paling akhir yang kita perlukan ialah pengurangan denda atau point,” ucapnya. “Kami berusaha keras untuk keluar liga ini. ‘Mr Singh akan geram mengenai ini – karena lebih satu alasan’, berpikir saya.
“Kamu tidak dapat pikirkan kata-kata yang pas … beberapa orang yang salah gunakan ini tidak stop untuk berpikiran saat sebelum mereka melakukan.”
Ward didorong dengan langkah Hignett dan club memberi respon secara cepat dengan sikap anti-rasisme mereka, dan menjelaskan jika atmosfer dalam beberapa pertandingan berikut semakin tenang antara beberapa simpatisan.
“Dalam laga menantang Chesterfield berikut kami membagi beberapa kartu anti-rasisme kecil. Pada beberapa orang khusus benar-benar memberikan dukungan, tapi tidak seluruhnya orang ambil satu karena argument mereka ialah, ‘Saya bukan rasis, menjadi saya tidak butuh menggenggam satu’.
“Tapi saya suka dengan bagaimana beberapa fans menyikapi beberapa aktor kekerasan di hari tersebut. Kami memercayakan beberapa simpatisan yang tiba lewat pintu itu dan sponsor bayar bill. Saya tidak mau ke sesuatu tempat di mana rasisme berjalan dan di mana orang berpikiran itu bisa diterima “Ini penting untuk warga, tapi penting untuk club kami hingga kami bisa menarik pangkalan fans yang bertambah luas.”
Ward menjelaskan HUST, keyakinan beberapa simpatisan, sedang berusaha untuk bekerja sama dengan club dalam beberapa proyek anti-rasisme, dan melangsungkan lokakarya secara beragam golongan masyarakat untuk mendatangkan Pools sebagai lebih “menyongsong satu kelompok orang lebih besar dan bermacam”.
Saat interviu usai, Ward terus bicara dengan penuh semangat mengenai kesusahan timnya saat sebelum mengundang perhatian dari muka yang dekat yang selanjutnya tiba. Sesudah berbasa-basi, rekan itu menanyakan mengenai apa pembicaraan kami. Saat Effiong disebut, ia menjawab, “Yah, ia memprovokasinya kan? ” saat sebelum jalan pergi.